By. Wahyudi Wallu (Mantan Aktivis HMI Makassar Timur)
Bagian pertama
KITA SAMA.ID (22/12/2024) --- Tulisan ini merupakan resensi buku yang saya buat dan telah diterbitkan di media online pada tahun 2016. Saya memperbarui tulisan ini atas permintaan tim www.kita-sama.id untuk diaktualisasikan kembali. Dengan senang hati saya memenuhinya, mengingat isi tulisan ini tetap relevan dan faktual hingga saat ini, khususnya pasca Indonesia sukses melewati perhelatan Pilpres, Pileg, dan Pilkada serentak. Bagi saya, karya Greene ini ibarat "buku suci" motivasi bagi para politisi dan pebisnis dalam meraih kesuksesan.
Buku ini dimulai dengan pengantar yang menjelaskan esensi kekuasaan dan relevansinya dalam kehidupan sehari-hari. Greene menyatakan bahwa kekuasaan adalah salah satu fenomena yang universal dan tidak terelakkan. Ia menggambarkan bahwa manusia secara alami terlibat dalam hubungan hierarkis, baik dalam pekerjaan, keluarga, maupun lingkungan sosial. Dalam konteks ini, memahami kekuasaan adalah kunci untuk bertahan dan berkembang.
Greene juga menegaskan bahwa buku ini bukan hanya panduan untuk mendapatkan kekuasaan, tetapi juga untuk mengenali strategi orang lain yang mungkin memengaruhi atau memanipulasi kita. Dengan membaca buku ini, pembaca diharapkan dapat memiliki wawasan untuk bertindak lebih bijaksana, baik dalam menyerang maupun bertahan.
Ia mengutip banyak contoh sejarah sebagai dasar dari 48 hukum ini, menjadikannya sebagai pelajaran praktis yang bertahan melintasi waktu. Dalam pengantar ini, Greene mengajak pembaca untuk berpikiran terbuka, dengan memahami bahwa kekuasaan adalah alat yang bisa digunakan untuk kebaikan maupun keburukan, tergantung pada niat penggunanya.
Lebih lanjut, saya akan mengurai 48 hukum yang menjadi pokok-pokok pikiran menarik Robert Greene sebagai berikut :
Hukum 1 : “ jangan pernah terlihat lebih baik dari atasan anda”, Senantiasalah membuat atasan anda lebih baik, superior dan, nyaman. Hukum 1 ini mewajibkan kita untuk membuat atasan kita lebih cerdas, pintar, dan brilliant daripada yang sesungguhnya, jangan berlebihan menunjukkan kelebihan kita apalagi membuat dia merasa terancam. Jujur saya pernah mencoba membalik teori ini dan hasilnya sangat fatal, hehehe.
Hukum 2 : “ Jangan pernah terlalu mempercayai teman, pelajarilah cara memanfaatkan musuh”. Ingatlah kawan bahwa sebagian besar kita jatuh karena teman, dan terkadang bukanlah musuh yang utama membuat kita kalah dalam sebuah perhelatan kekuasaan dan bisnis tetapi teman kitalah yang mempunyai potensi dan peluang yang besar untuk melakukannya dan karena itulah mari kita berhati-hati.
Hukum 3 : “ Sembunyikanlah niat anda”. Jangan pernah utarakan tujuan kita yang sebenarnya dibalik tindakan kita, dan simpanlah baik-baik niat kita yang sesungguhnya, janganlah pula kita terlihat polos, terlalu transparan sehingga mudah terbaca, karena tidak semua orang akan suka walaupun niat kita baik.
Hukum 4 : “ Senantiasalah bicara lebih sedikit daripada yang diperlukan”. Bicaralah lebih sedikit mungkin karena semakin banyak bicara, sehingga semakin banyak kelemahan kita yang dapat dinilai orang. Karena orang lain akan terkesan kepada kita bukan karena kita banyak bicara.
Hukum 5 : “ Reputasi itu sangat penting, Jagalah dengan nyawa anda”. Ciptakanlah reputasi/trade record kita yang baik dan kuat, kokoh, sehingga tidak bisa diserang apalagi di hancurkan orang lain. Dan buatlah supaya tdak ada celah sedikitpun dari reputasi tersebut. Karena reputasi adalah harga dan nilai dari kita sebagai manusia.
Hukum 6 : “ Carilah Perhatian berapa pun harganya”. Popularitas adalah pintu masuk untuk kesuksesan, bagi seorang politisi, bisnisman, artis/aktor. Cercaan, hinaan, olok-olokan, kritik menjadi peluang untuk mencari perhatian dan ketenaran. Dalam hal ini Jokowi dan Ahok jadi contoh yang tebaik, dan juga acara tempat pertemuan dadakan saya dengan Haris Prayoga adalah bentuk dalam penciptaan popularitas walaupun sebagian masyarakat meninggalkan acara sbelum selesai.
Hukum 7 : “ Mintalah orang lain bekerja keras untuk anda “. Jangan pernah lakukan sendiri apa yang bisa dilakukan orang lain untuk kita, serta gunakan semua pesona dan kemampuan yang kita miliki untuk menggerakkan orang/massa. Contoh terbaik presiden pertama kita IR. Soerkarno.
Hukum 8 : “ Usahakan orang lain mendatangi anda, gunakan umpan bila perlu”. Teori ini bagi mancing mania pastilah sangat dipahami, buatlah bahwa kita lebih penting utuk orang lain sehingga mereka datang dan siap membantu kita.
Hukum 9 : “ Raihlah kemampuan lewat tindakan, jangan pernah lewat perdebatan” Hal inilah yang dimiliki megawati soekarno putri bagi beliau diam itu emas, tapi lihatlah sekarang PDIP mampu menjadi partai pemenang pemiludan mendudukkan kadernya sebagai presiden.
Hukum 10 : “ Jangan sampai Terinfeksi, hindarilah orang-orang yang tak bahagia dan orang sial”. Frustasi, sial, kegilaan, kesengsaraan/kemelaratan itu menular, maka dengan itu banyaklah bergaul dengan pebisnis, politisi, artis/aktor yang berhasil dan mampu membalikkan keadaan masyarakat maupun dirinya sendiri sukses.
Saya pikir cukup sampai di hukum 10 untuk sementara dilain kesempatan akan saya lanjutkan, mudah-mudahan ada pembelajaran yang dapat diambil dan menjadi bahan diskusi bagi kita yang politisi, bisnisman, dan aktivis (mahasiswa dan NGO). Dan jika contoh yang di berikan sekedarnya saja, berkenangkanlah kawan-kawan untuk ditambahkan dikolom komentar agar referensi kita semakin luas. (Besambung .......)