KITA SAMA.ID (17/1/2025) --- Dalam Sidang Tanwir Aisyiyah, Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan pandangannya yang mendalam tentang pentingnya pemberdayaan perempuan. Baginya, ketahanan keluarga dan bangsa tidak mungkin terwujud tanpa adanya pemberdayaan perempuan yang kuat. "Tidak ada ketahanan keluarga tanpa pemberdayaan terhadap perempuan, tidak ada ketahanan nasional tanpa pemberdayaan perempuan, tidak ada generasi baik yang akan datang tanpa kekuatan yang diberikan terhadap perempuan," tegasnya dengan penuh keyakinan seperti yang dikutip dari www.kemenag.go.id., Jumat (17/1/2025)
Menag menyoroti bahwa ketimpangan relasi kuasa antara laki-laki dan perempuan sering kali menjadi akar dari berbagai masalah sosial. Ia menyebut pemberdayaan perempuan sebagai "tata kunci" untuk mengatasi malapetaka sosial tersebut. "Relasi kuasa yang timpang antara laki-laki dan perempuan adalah sumber malapetaka, bahkan bisa dikatakan sumber patologi sosial," ujar Menag dengan nada serius.
Langkah konkret untuk mengatasi ketimpangan gender ini telah diambil pemerintah melalui serangkaian regulasi, seperti undang-undang tentang kekerasan terhadap perempuan, migrasi, kesehatan, pendidikan, hingga revisi undang-undang perkawinan. Namun, Menag mengakui bahwa perjalanan ini masih jauh dari selesai. "Masih banyak tantangan untuk memastikan undang-undang ini benar-benar efektif dalam mengatasi ketimpangan gender," ungkapnya.
Tidak hanya berhenti pada regulasi, Menag juga menyoroti perlunya pembaruan dalam interpretasi agama yang seringkali bias terhadap perempuan. Ia menjelaskan bahwa Kementerian Agama sedang melakukan kajian mendalam untuk mengidentifikasi ayat-ayat yang selama ini dipahami dengan bias gender. "Kami sedang menyisir ayat-ayat yang bias gender dalam pemahaman masyarakat, bahkan menjadikannya sebagai bahan disertasi," paparnya.
Seruan untuk kerjasama lintas sektor juga disampaikan Menag sebagai upaya menciptakan perubahan nyata. Ia berharap Kementerian Agama dapat mengambil peran besar dalam mewujudkan pemberdayaan perempuan yang lebih merata dan berdampak luas. "Kami punya target signifikan untuk dicapai dalam beberapa tahun ke depan, dengan harapan dapat membawa perubahan besar melalui Kementerian Agama," tuturnya optimis.
Pernyataan Menag Nasaruddin Umar ini menggambarkan tekad kuat pemerintah dalam menjadikan pemberdayaan perempuan sebagai pilar utama untuk menciptakan bangsa yang tangguh dan masyarakat yang harmonis. Sidang Tanwir Aisyiyah menjadi panggung penting untuk memperkuat komitmen ini, sekaligus mengajak seluruh pihak untuk turut ambil bagian dalam perjuangan tersebut.